RSS

kini GuA harimau Tak Angker Lagi



MASIH banyak tanda tanya dari penemuan fosil manusia purba berumur 3.000 tahun di Gua Harimau, Desa Padangbindu, Kecamatan Semidangaji, Kabupaten Ogan Komering Ulu, Kamis pekan silam. Apalagi tim Pusat Penelitian Arkeologi Nasional Departemen Budaya Pariwisata mengakui penemuan ini tergolong luar biasa di Indonesia.

Jangankan mendekatinya, mendengar nama Gua Harimau saja membuat bulu kuduk berdiri. Begitulah mitos yang tertanam di benak warga Desa Padangbindu. Dinamakan Gua Harimau karena pada zaman dahulu, di gua yang memiliki pintu masuk sekitar 40 m-50 m tersebut terkenal tempat harimau menyimpan hasil buruannya. Gua dengan kemiringan 60 derajat hingga 80 derajat ini konon menjadi sarang harimau.Gua yang berjarak sekitar 1,5 km atau satu jam berjalan kaki dari Desa Padangbindu itu terkenal angker.

Bila ada yang berani mendekati wilayah itu dipastikan tidak akan selamat. Niscaya ia dimakan harimau. Kisah itu, menurut Kori, memang ada benarnya sebab ada beberapa warga  yang pernah menemukan sisa-sisa tulang hewan di dalam gua.

Seiring berjalannya waktu, manusia pun semakin pintar. Mitos larangan mendekati Gua Harimau mulai dilanggar. Warga mulai berani mendekati Gua Harimau yang ternyata menyimpan harta karun sebab di langit-langit gua banyak sarang burung walet. Sejak itulah warga tidak takut lagi mendekati Gua Harimau untuk mencari rezeki. “Sekarang gua itu tidak lagi angker,” .
Bahkan, sudah banyak petani yang membuka kebun dan ladang di sekitar gua. Tiap hari Gua Harimau dilalui pejalan kaki menuju ladang. Maka keangkeran gua pun sirna.

Bentuk fisik gua

Versi lain mengatakan, nama Gua Harimau diambil dari bentuk fisik gua karena pintu masuk gua mirip mulut harimau yang sedang menganga, dengan gigi-gigi dan taring yang tajam.

Bila diperhatikan secara seksama bentuk fisik gua memang ada kemiripan dengan mulut harimau yang siap menyantap mangsanya.

Namun, hingga sejauh ini tokoh masyarakat setempat mengaku belum tahu persis asal mula gua yang memiliki langit-langit (atap gua) setinggi 20-30 meter itu sehingga dinamakan Gua Harimau.

Ketua Adat Desa Padangbindu mengakui, suasana di sekitar Gua Harimau dulu dan sekarang memang sudah jauh berbeda. Goa yang dulu terkenal angker dan sangat ditakuti warga kini tidak lagi.

Terbukti kedatangan tim peneliti dari Pusat Penelitian Arkeologi Nasional berhari-hari melakukan penelitian di lokasi di dalam gua. Hasilnya sangat mengagetkan. Peneliti berhasil menemukan fosil empat kerangka manusia prasejarah yang diperkirakan berumur 3.000 tahun di dalam gua.

Penemuan lainnya di dalam gua selain kerangka (lukisan di dalam gua dan kalung berbandul taring babi hutan) dan sejumlah peralatan rumah tangga yang terbuat dari batu. Temuan arkeolog di Desa Padangbindu ini menambah informasi lagi peradaban dan kebudayaan manusia purba.

sumber :  http://regional.kompas.com

0 komentar:

Posting Komentar